2014 ~ pratamagta

Wednesday, December 31, 2014

SEGERAKAN menikah

INGAT ya segera! Saya ulangi se-ge-ra. Kalau segera bukan berarti buru-buru dan tergesa-gesa. Karena terburu-buru dan tergesa-gesa adalah perbuatan setan, jelas beda ya segera dan terburu-buru.

Ada pertanyaan yang lucu nih. Ada yang update dibbm seperti ini, “Aku tuh pengen punya pacar tapi serius bukan main-main.” Yang update kebetulan perempuan. Hei, kemana aja Neng? Yang namanya pacaran itu pasti main-main bukan serius namanya juga pa-ca-ran, bohong-bohongan gak mungkin seriusan. Kita sebagai manusia jangan terlalu bodoh akan hal itu. Yang namanya serius itu ketika ada yang datang ke rumah dan melamar, nah baru itu serius. Saya ulangi lagi se-ri-us. Masuk di akal kan?

Fenomena yang menyedihkan! Kalau tidak punya pacar dianggap tidak laku, kalau punya pacar dianggap laku apalagi kalau ganti-ganti pacar.Astaghfirullah, ini pikirannya kemana sih? Ya, wajar jika akhirnya galau, akhirnya nangis, dan yang parah sampai bunuh diri. Wah, ini lebih kacau lagi. Bahkan saya sempat mendengar seorang artis laki-laki yang bicara soal mantan, kalau mantan itu katanya sudah tidak berguna lagi, sudah jadi sampah. Ya Allah, saya merinding mendengar itu, di mana harga diri sorang perempuan? Masihkah bangga dan masihkan mau dengan pacaran? Sudah jelaslah menikah adalah solusi yang terbaik,

Sudah, sudah jangan melamun lagi yang sudah terlanjur. Yang lalu biarlah berlalu. Jadikan pelajaran dan mari tata kembali dengan perubahan kita. Kalau masa lalunya pernah pacaran, mari memperbaiki diri. Jangan ulangi lagi. Asal niat berubah karena Allah, pasti Allah akan bantu. Siap?

Jadi harus bagaimana? Ya, jika sudah ada calon, segerakan menikah. Jangan pacaran! Menyegerakan menikah itu lebih baik. Kalau sudah berniat untuk menyegerakannya, pastilah usaha kita bakalan lebih powerful lagi. Kita akan senantiasa memperbaki dan mempersiapkannya, baik dari sifatnya, sikapnya untuk menjadi seorang yang pantas menjadi imam.

Fenomena yang Aneh

Remaja zaman sekarang kayaknya aneh banget. Mengapa saya bilang aneh? Karena mereka aneh dalam berpikirnya. Ia menginginkan pasangan yang setia, yang baik, yang shaleh, yang taat agama, yang “ter”, tapi kenapa mereka terus saja mencari pasangan yang bukan mahramnya? Gak cocok dengan apa yang diinginkannya. Ia terus ganti-ganti pasangan. Aduh dimana ya pemikirannya? Alasan ganti-ganti pasangan karena ingin memilih yang terbaik. Hmmm, kayaknya ampe botak juga gak akan ketemu-ketemu, hehehe.

Apalagi kalau seorang perempuan yang mengemis-ngemis ingin pacaran, waduh udah bahaya nih. Katanya kalau sudah pacaran bisa lebih dekat selalu. Ini apa-apaan? Racunnya sudah menjalar, jelas-jelas Allah menyuruh langsung menikah saja, sudah mah berkah, dapat pahala, gak galau lagi.

Bedakan ketika pacaran kerjaannya galau melulu, padahal galau itu adalah perbuatan setan yang terkutuk. Jadi siapa saja yang galau itu temannya setan, hehehe.

Sudah tahu pacaran itu menggalaukan, kayanya seluruh anak muda yang meng-iyakan, namu tetap saja mereka hobi sama pacaran. Aduh, kalau sudah galau katanya harus cari lagi pasangan baru biar lupa, hihihi lebih kacau deh.

Nih, saya informasikan untuk Anda. Ketika pacaran memang indah, sangat indah, namun itu hanya berlaku sesaat, dan itu hanya bertahan beberapa bulan bahkan beberapa minggu, selebihnya malah menjadi kacau, banyak masalah-lah, banyak tuntutan-lah dan itu membuat kita semakin menciut untuk melakuka yang bermanfaat. Malah menjauhkan impian, karena tersiksa dengan pikiran, dengan keadaan. Jadi, yang ada dampaknya malahan kurus gak jelas, walhasil impian jauh tercapai, masalah bertubi-tubi datang. Kalau tidak percaya lakukan saja hal itu, dan tunggu hasil yang bisa membuat Anda RUGI. Sekali lagi R-U-G-I. Sudah mah ngebatin dengan masalah nyata dari keluarga, eh ditambah masalah dari pasangan yang sering disebut pacaran itu, bisa-bisa meledak itu otak, bener-bener habis itu badan.

Mau orang tua udah kasih restu, pacaran tetep aja dosa.

Sang Bidadari

Wednesday, December 24, 2014

APRILIANI

Rame rame galang dana buat di kirim ke Banjarnegara. Yakin di lingkungan sekitar kamu tinggal gak ada yg hidup kekurangan?

Sibuk ngumpulin pakaian bekas yg layak pakai buat dikirim ke Banjarnegara. Yakin disekitar lingkungan kamu tinggal sudah berpakaian layak semua?

Triak teiak di perempatan "MEREKA SAUDARA KITA, MEREKA TERKENA MUSIBAH, MEREKA KELAPARAN DAN KEDINGINAN, MARI KITA BERSAMA SAMA MENOLONG SAUDARA KITA DI BANJARNEGARA". yakin disekitar kamu berdiri g ada yg kelaparan?

Aku cuma bertanya "mba, ada berapa orang yg membutuhkan bantuan dan tinggal di sekitar rumah atau kos kamu ?" Kalau ini gerakan menolong sesama, kenapa pas ada bencana baru bergerak? Jadi cuma korban bencana saja yg bisa diaebut 'sesama' ?

Banjarnegara di perhatikan seluruh indonesia. Dari berbagai penjuru negri memperhatikan dan berlomba lomba memberi bantuan. Sedangkan beberapa orang disekitar kita sebenarnya sangat membutuhkan bantuan kita juga tapi kenapa kita tak mengumpulkan dana atau memberikan dana pribadi kita pada mereka? Apa karna mereka tak masuk Televisi? Apa kalo menolong mereka jadi tak sekeren menolong korban Bencana alam.

Teman teman maaf kalo saya lancang. Saya turut berduka cita atas bencana yg dialami saudara kita di Banjarnegara.

Kemarin saya mengalami kejadian yg sempat membuat saya kesal. Semua itu bermula ketika saya dalam perjalanan pulang ke kos. Ketika saya sedang terjebak lampu merah, saya mendapati seorang ibu ibu menangis di trotoar pinggir jalan. Melihat kejadian itu saya langsung mencoba menepi dan menghampiri ibu itu sembari pura pura beli kopi karna saya lihat ibu itu berjualan kopi dan beberapa minuman hangat.
Singkat cerita akhirnya saya tahu kalau ibu itu hidup dengan berjualan kopi, Sendari pagi perutnya belum kemasukan nasi, itu yg membuatnya menangis. Aku berniat memberinya uang namun ternyata aku hanya bisa menemukan beberapa lembar ribuan di dompetku.
Dalam bisingnya suara motor samar samar aku dengar suara perempuan yg mengelu elukan berbagi untuk sesama. Aku sangat lega. Aku berlari menuju tengah perempatan dan bertemu dengan mahasiswi yg sedang memegang kardus bertuliskan "PEDULI BANJARNEGARA" terdapat uang sumbangan dari para pengendara yg lewat disitu.
Setelah berkenalan akhirnya aku mengetahui bahwa ia bernama Aprilia, salah satu mahasiswi prguruan tinggi disini yg sedang mencari sumbangan untuk membantu korban bencana di banjarnegara.
Aku utarakan maksudku menghampiri dia dan aku ceritakan maksudku. jawaban ringan yg sempat membuatku naik darah "Ini untuk Sodara kita di banjarnegara mas bukan untuk jogja" dan ini cuplikan dialog saya dengan mahasiswa tersebut.

Mahasiswi (A) ; Ini untuk Sodara kita di banjarnegara mas bukan untuk jogja
Saya (G) ; tapi saya dengar tadi mba bilang kalo ini gerakan membantu sesama? Sesama itu sesama yg gimana mba? Apa mbanya buta? Apa mbanya gak tau malu? Meminta dan mengumpulkan dana untuk diberikan ke korban korban bencana alam sedangkan di hadapan mba sendiri ada yg menangis kelaparan?
(A) ; (memanggil beberapa teman temannya)

Saya di ajak bicara di pinggir jalan oleh beberapa teman dari si A. Mereka menjelaskan panjang lebar tentang gerakan mereka membantu banjarnegara dan mereka menuduh saya menghambat mereka dan saya tidak punya rasa tenggangrasa terhadap korban bencana di banjarnegara.

Saya mencari kertas dan bolpoin dari dalam tas dan saya catat lengkap nama,nomor tlp, tempat tinggal dan di bawahnya saya tulis alamat blog ini lalu saya berikan pada Aprillia.

Sebelum pergi saya berjalan ke tengah perempatan dan berteriak tentang arti dari menolong sesama. Saya tak peduli para pengendara itu mendengar atau tidak yg penting saya disini menjelaskan bahwa ketika kita bebondong bondong memberi bantuan pada korban bencana alam seketika itulah ada seorang ibu yg sedang kelaparan dan membutuhkan bantuan dan beliau di depan mata kita. Aku juga jelaskan kalau beliau ini bukan pengemis tapi memiliki profesi. Ibu ini pedagang bukan pengemis. Apa karna ibu ini bukan korban dari bencana alam lantas beliau tak pantas mendapat sumbangan.

Setelah melampiaskan semuanya saya kembali menghampiri ibu tadi dan memohon pamit. Sesampainya di kos saya langsung ambil uang dan pergi membeli 2 bungkus nasi untuk diantar ke ibu tadi.
Mahasiswa tadi sudah tak nampak di sana lagi. Ibu itu masih duduk menjaga barang dagangannya. Aku mengajaknya makan bersama. Sembari bercerita kesana kemari dan tak terasa waktu semakin berlalu. Aku pamit pergi.

Mba Aprillia jika anda baca tulisan ini tolong pergi ke perpustakaan di kampus anda dan pelajari arti kata sesama. Perlu anda ketahui ibu itu sampai bilang kalau boleh dia memohon pada sang pencipta, dia ingin jadi korban bencana juga agar diperhatikan. Apa perlu menunggu menjadi korban bencana alam untuk mendapat sumbangan dari mba Aprillia dan teman Teman?

Kejadian ini di perempatan jetis jalan monjali. Dimalam itu bliau ada di sebelah selatan perempatan dan kadang berpindah pindah sesuai keadaan. Jika anda menemui ibu ibu yg berjualan minuman dengan tempat seadanya. Itulah beliau. Belilah, minumlah walau anda tak merasa haus sama sekali.

Thursday, December 18, 2014

Selembar Kertas Buram dan Sebuah Pena Hitam

Sebuah senja mengantar langkah sepasang kaki lelah.
Berjalan melangkah meniti rerumputan berduri.
Beberapa rintik air sisa sisa derasnya hujan mengiringi ratapan.
Selembar kertas tergenggam erat dalam cengkraman penat.

Selamat sore Alana.
Ketika aku mulai duduk dan mengingatmu kembali, seketika itu penaku tak mau berhenti bergerak.

Alana, selembar kertas ini tak tahu kenapa aku tulis.
Alana, selembar kertas ini tlah ternoda oleh sebuah pena penuh rasa.
Alana, selembar kertas ini adalah deretan apa yg aku rasa.

Sesekali aku manatap ke awan dan beberapa titik air memansaku tuk terpejam. Alana, segelap inikah jalan yg harus ku tempuh?

Terhenti langkah manatap pasrah.
Kaleng, kertas dan sisa sisa bungkus makanan ringan menyapa pandanganku yg kian terpaku.
Alana, kutitipkan selembar kertas ini bersama mereka. Seluruh sampah ini menjadi saksi selembar kertas penuh noda yg ku sebut perasaan.

Selamat tinggal Alana. Seperti katamu, tlah kutempatkan perasaanku di tempat yg semestinya hingga kertas buramku tlah terganti kertas putih bersih yg layak tuk ku tempatkan di hatimu.

Alana aku mencintaimu.

Thursday, December 11, 2014

Kertas (opening)

"Aku punya mimpi sejak bertahun tahun lalu. Aku ingin berdiri di depanmu, menyaksikan senyummu tanpa ragu"

Sudah lewat 30 menit sejak tengah malam, deru gerimis yg memecah keheningan malam tak mampu membuatku terlelap. sudah bertahun tahun, pikirku. Ini sudah cukup lama, sadarku. Tapi masih saja tak tergapai. Dalam hidupku, tiada malam ku lewatkan tanpa memohon dan meminta kemudahan jalan. Dalam hidupku, tiada kulewatkan sedetakpun jantungku tanpa iringan namamu.
Mungkin Tuhan berakata "Belum waktumu". Sekilas aku termenung mengoreksi diri. Kuraih beberpa kertas dan aku mulai menuliis daftar. Daftar segala keperluan tuk berdiri di depanmu.
Aku harus berjuang lebih keras tuk menggapaimu. Jika aku terua berjalan seperti ini ntah berapa tahun lagi aku bisa berada di depanmu. Mungkin saja ketika itu aku berhasil berdiri di depanmu dan seseorang tlah berdiri disampingmu memegangmu erat.

Sunday, October 19, 2014

Rembulan bolehkah aku membencimu



Masih kah kau ingat rembulan. Ketika aku menatapmu semalaman tanpa berpaling. Masihkah kau ingat waktu itu? Ketika aku meneteskan air mata dan berkeluh kesah dibawah sinarmu. Kegelapan malam itu sedikit kau terangi dengan cahaya harapanmu. Suasana kelam seketika membius kalbu ketika aku mulai terisak menikmati perih yang dia berikan padaku.

Aku seperti bermimpi saat itu. Saat ketika aku menemukannya bersanding bahagia dengan sahabatku. Rembulan, bukankah kau tau waktu itu dia masih kekasihku. Paham kan apa yang aku ceritakan padamu malam itu? Dari celah celah ventilasi kamar kau mengintipku ketika kembali kubenturkan kepalaku di dinding kamar. Hanya diam kau saksikan aku berulangkali memukul mukul tubuhku sendiri. Aku mendapatimu diam wahai rembulan, disaat aku benar benar jatuh. Aku merasa terganggu dengan sikapmu itu. Berlari aku keluar dan berteriak padamu tentang ketidak adilan. Apa kau mendengarku waktu itu?

Apa salahku?? Kenapa kau biarkan kekasihku bercumbu dengan sahabatku? Apa salahku ?? kenapa kau biarkan aku berada dalam keadaan sepeti mati. Ketika aku tertunduk lesu di bawah pepohonan rindang, kenapa kau masih saja diam dan mengintipku dari cela dedaunan? 

Aku mencoba berjalan pelan dengan tenang diantara kerumunan orang menuju tempat aku mengenyam pendidikanku. Mencoba melupakan apa yang terjadi di waktu kemarin dan kenapa kau membiarkan telingaku mendengar semua celotehan orang orang itu. Rembulan, seharusnya kau memberitahuku ketika sahabatku mulai menikmati tubuhnya dimalam itu? Kenapa kau hanya diam? Kenapa kau biarkan aku mendengar dari orang lain?

Ketika waktu aku duduk dengan masih tersisa rasa sakit yang dalam di dalam hatiku. Mencoba tenang dan mendengarkan pelajaran yang memang seharusnya aku pelajari. Kenapa kau waktu itu membiarkan temanku memberikan buku kenangan antara aku dan dia? Kenapa kau tak mencegahnya? Kau biarkan aku jadi bahan tertawaan seisi kelas. Dan aku membencimu wahai rembulan.

Aku duduk mencoba mengurangi rasa lapar yang ada di perutku dengan beberapa makanan yang sedang aku santap. Kenapa kau membiarkan sahabatku itu dating dan membentak ku diantara krumunan teman temanku? Kenapa kau biarkan dia menantangku berkelahi di kantin itu? Kenapa kau biarkan dia marah marah padaku. Rembulan, seharusnya aku yang kau biarkan marah. Dia yang merebut bukan aku. Apa aku pengganggu? Lantas kenapa kau biarkan aku bertahun tahun berhubungan dengannya? Rembulan, aku masih membencimu.

Lingkungan itu. Aku mulai merasa tak nyaman.
hidup itu, aku mulai muak

Malam itu aku menikmati bangku taman baru di kampusku. Aku tertawa bersama teman temanku. Aku bahagia. Kau harusnya paham itu rembulan. Tapi kenapa sekali lagi kau datangkan dia padaku?

Lingkungan itu. Tak ada satupun yang benar benar membelaku. Rembulan, apa kau tau ketika aku terkapar lemas waktu itu. Kenapa aku hanya terpaku dan tak melawan ? seharusnya kau biarkan aku berdiri rembulan. Kau egois, hanya diam. dan kau biarkan itu terjadi berulang kali.

Rembulan, apa kau bisa membaca? Setiap apa yang aku tulis bertahun tahun belakangan ini? Jika kau pandai membaca, pasti kau tahu betapa sulit aku menerima semua ini. Ketika mendengar dia benar benar sudah berbadan dua. Lagi lagi berita bayu merasuk dalam telingaku.

Rembulan, apa kau bisa membaca? Setiap apa yang aku tulis sejak bertahun tahun lalu sekjak kejadian itu? Jika kau pandai membaca pasti kau tahu kenapa emosiku tak setabil ketika memasuki bulan kelahiranku ini.

Rembulan, apa kau bisa membaca? Setiap apa yang aku tulis sejak bertahun tahun lalu sekjak kejadian itu? Jika kau pandai membaca pasti kau mengerti kenapa aku bias membenci tanggal yang sebelumnya pernah aku nanti nanti.

Rembulan, sebentar lagi 22 oktober dan aku harap di hari itu aku benar benar tertidur pulas seharian, agar aku tak mampu mengenang pahitnya tanggal itu di beberapa tahun lalu.

Wednesday, October 8, 2014

Putaran Dadu

Aku pernah menangis menderu manatap langit.
Aku pernah tertunduk lemas menikmati pertempuran sengit.

jika kala itu angin bukan sekedar hembusan udara.
jika saja cahaya kala itu tak mampu pancarkan beraneka ragam warna.

kelak jingga tersulap gelap
kelak api kan kobarkan hati

andai berangan bukan bagian dari mimpi.
aku pasti masih mampu berdiri saat ini.

aku pernah membuka mata dan berjalan menyusuri kegelapan malam.
aku pernah menutup rapat mata dan melangkah diiringi terangnya cahaya.

Lepaskan aku dari semua jeratan ini.
telah lelah aku mengadu.
telah letih aku merasa perih.
hentikan semua putaran dadu-Mu

Monday, October 6, 2014

Bulan Tak Bercahaya

Apa aku harus berteriak agak kau dengar?
Harus kulantangkan suara agar kau paham?
kujelaskan dengan terpapar agak kau megerti?
bukankah sudah bertahun tahun ini aku memohon padaMu?


seekor capung terbang rendah tak jauh dari tanah
seutas tali terikat menahan ekornya.
memberatkan langkah menutup semua kebahagiaan luar
keindahan hanya impian belaka


Tuhan aku sakit, tertusuk tepat dan tak dapat menjerit.
Tuhan aku sakit, teriris perih membelah pedih.
Tuhan aku sakit, sesak dada tak dapat cahaya.


setetes airmata mengalir perlahan 
sedikit membasahi rerumputan
mengejutkan deretan semut pekerja.
kenapa bulanku tak lagi bercahaya?

doaku hari ini padamu Tuhan.
ketika ilalang sibuk menikmati senja
ketika ribuan pasir bersorak menikmati jingga
ketika sang surya mulai perlahan tak lagi tampak mata.
ambil nyawaku, tak kan ada yang menahan.

Thursday, October 2, 2014

Melangkah Berpasangan

melintas dengan tawa, tersenyum lepas
berguman dalam lirih sesekali terbahak riang
berbagi canda menikmati indahnya malam kota Jogja
seperti itulah keindahan dalam kehidupannya

kulempar pandanganku jauh melampaui awan.
apa itu awan? itu kegelapan sempurna
terbias senyum, tergambar tepat di langit kota
senyum sempurna dan aku selalu merindukan.

menusuk pelan jauh dalam hati
aku berjalan sendiri, melangkah tak sempurna
hanya separuh, iya hanya separuh
dan tak sempurna menurutku

lagi,,,,,
melangkah berpasangan, tangan mereka menyatu
bersatu layaknya gugusan pulau pulau membentuk Indonesia
bersatu layaknya pejuang memepertahankan kemerdekaan Negri.

Aku melangkah berpasangan
terbentang jarak terbentang tembok tebal pembatas
kami melangkah berpasangan
perasaan kami bersatu dalam cerita cinta tak tertepis
Kita melangkah berpasangan
dalam bangga sebuah jalan tanpa saling menatap paras



Pengembara

Desir berhembus mulai membelai
membelah uraian terbelah lembut
mengiringi deru kian menderu
memecah kesunyian nan rapatkan keheningan

masih berbaring sosok lelaki tua itu
koran lusuh terkoyak pantat
keramaian kota Jogja tampak sendu
kebahagiaan terasa berbaur kotor dalam penat

gemerlap kota istimewa menyambut pelancong
indahnya malam berbias bintang tak mengusik tidurnya
beberapa kali terbangun terganggu segerombolan bencong
dalam hatinya mengaduh, sejenak dan kembali terbaring tubuhnya

Indonesia ini milik siapa?
nampak gagah berlambang garuda
nampak anggun bermahkotakan Papua
nampak gemerlap kehidupan ibu kota disana.
lantas negri ini milik siapa?

langkahku terhenti di bawah sinar lampu jalanan malioboro
sungguh ramai kota ini, tertata rapi bak kamar sang putri.
tepat mengenai paras lelaki tua itu, bayanganku ketika aku berhenti melangkah.
inilah kehidupan, ketika seseorang mendapatkan cahaya nan indahnya
seseorang lain harus menikmati kegelapan karenanya,

kusebut pengembara
kusebut pejuang hidup
miskin bak Indonesia
renta bak tatanan hukum negri

Sunday, June 29, 2014

Aku Letih

 Aku tetap bersimpuh di balik batu yang menggunung di pinggiran sungai.
Aku tetap setia menunggu kehadiran bintang dalam setiap malam, cahaya surya dalam setia paginya.
Aku menyusuri sungai itu dan mengambil sepercik air. Kemudian aku meminumnya.
“Mengapa rasa air itu berubah? Mengapa tak semanis dulu? Mengapa berubah menjadi masam? Apakah dirimu baik-baik saja? Apakah engkau sakit?”.
Aku kembali membatu di gundukan pasir bersama sejuta tanya dan keping risau dalam jiwa. Namun air itu tak kunjung menjawab lontaran tanyaku.
Pelangi menghitam, gemuruh berdayuh dan langit pun memberontak seakan marah pada jagad.
 Meskipun menyisakan warna biru dalam titik terangnya. Garis cakrawala meredup dan akhirnya hilang.
 Gelap mataku memandang jauh deburan sungai. Dimanakah semesta saat itu? Tak ada tempat aku berlindung di antara gebyuran pilu.
Aku mengikuti ilmu embun yang setia dengan pagi. Aku menunggu di depan pintu jingga.
Memandang sebuah photo yang tersenyum indah di balik kaca jendela. Rasaku tak berubah, meskipun rasa air sungai telah berubah menjadi masam.
Inginku beri beberapa kilogram gula agar air itu berubah menjadi manis kembali. Tapi apalah daya kekecewaan masih menemuiku dan tak kunjung pergi.
Aku tak pernah menyesali kesetiaanku padamu, karena aku yakin suara itu akan kembali menenangkan riuhnya ombak yang menghantam bebatuan pinggiran sungai.
Jika hakim mengetuk palunya, tak usah kau pertanyakan siapa yang bersalah, karena itulah aku.
 Aku tak mampu membendung air yang mengalir di sungai kita. Kini air itu berlimpah ruah menyusuri telaga dalam.
Bahkan menjadi istana milyaran ikan dan penghuni air lainnya.
Monumen itu semakin kuat merangkul indahnya perempuan berkerudung putih. Mungkin malaikat tak sudi mengecup lagi meskipun kening telah membekas karena terlalu lama bersujud.
Sudah, berhentilah menungguku, karena itu akan menyisakan luka nan lara.
Aku lelah dengan sajak-sajak yang kau kirim lewat aliran sungai itu.
Aku letih mendengar rintihanmu tentang peta jalan raya hidup yang tak bertujuan.
Aku telah menemukan kejora di pemondokkan swakarsa.
Aku telah berlabuh dan takkan kembali berlayar dengan sampan tua yang menepi di pintu jingga.

Sunday, June 1, 2014

Senja kota Jogja

Senja kota ketika rasa mulai terasa
beriris pedih seiring getir mendera
perlahan biru kuning meninggalkan merah merona
sudah sejak siang tadi awan tak mampu terhempas

merangkak melintas batas
menjelma meniru surya
wahai pemilik dusta
mengapa masih saja tertahan selembar kertas?

saya memiliki rasa?
rasa saudara itu milik siapa?
lantas saudara itu di pihak mana?

terlihat lagi gumpalan getir menderu
menggetarkan lagit yang kian memerah
merekah lagi bunga langit
menetes lagi mewakili setiap jeritan

setiap celcius drajat tak terhitung
setiap langkah yang di paksa melangkah
selamat sore kota jogja
maaf aku tak sempat menatap senja mu

Sunday, May 25, 2014

Aku Adalah Kematian "Sebuah Pagi dan Seorang Lelaki Mati"















.....................................................................
Title “Sebuah Pagi dan Seorang Lelaki Mati”

From the book “lelaki yang membelah bulan”
....................................................................

Sunday, March 9, 2014

Mampukah Aku ketika Rasa

sejuta tetes ketika rasa
mengalir pelan ketika waktu
derai bicara menatap kaca
bak mentari tertahan mendung kelabu

mampukan aku ketika rasa
memaknai arti sebuah kata
mengartikan rasa tanpa bicara
biarkan aku berdiri bersama waktu

berjalan gontai menelusuri sisa sisa hujan
jalan basah masih mampu ku rasa
lelah hati merajut tawa
lelah isyarat memakna kata

jika nanti ada hari
dimana aku mampu tertawa
biarkan aku memaknainya
memaknai setiap tawa yang ku cipta.

Ketika Makna



Keindahan cinta tak terkira dan aku tak pernag mengira ngira seberapa indah cinta itu . malam semakin malam, tanpa ada dirimu disisi. ku mohon pada dirimu jangan dustai hati dan cintaku.tetaplah jaga apa yang kita rasakan bersama ini .Lembut nya embun pagi menyapa hati dan cintaku , seolah tak berhenti berharap akan cintamu. Manisnya cintamu dan indah senyum bibirmu menambah rasa cintaku kepada dirimu . dunia maya adalah awal cerita kita yang tak pernah kulupa sepanjang hidupku . perkenalan ku dengan dirinya membawa arti kebahagian dalam hidupku. Perbedaan pendapat membawa kita pada jurang kehancuran.

Maaf ini sudah menjadi keputusan ku dan harus pergi untuk kesekian kalinya , dan aku pun tak bisa berbuat apa – apa hanya kata maaf ku bisa ku ucapkan padamu.

Jujur ,kau telah melukai hati perasaanku , sehingga hidup ku kehilangan arah tujuan dan membuat suram hidupku.

En, kenapa kau membohongi ku, apa kau tidak iba akan diriku. Maafin aku? Janji- janjimu semua palsu .
Aku sedih melihat kamu tak setia pada ku .

Walau rasa sayangku begitu besar kepada mu. tapi itu percuma ,kamu seakan tak menghiraukan aku lagi.
Malam Tahun baru 2011 adalah malam bagai saklar .makna pergantian tahun . karna,ini juga termasuk sangat bermakna dalam hubungan kita bina selama ini .semua serba baru .

Kamu dimana ? loh ko , kenapa kamu pulang ke Depok sih . oya udah , kalau kamu mau malam tahun baruan bersama keponakanmu.

Bergegas aku mencoba mengecek ketempat kost an mu di bilangan Rawamangun .apa benar dia pulang ke depok atau membohongiku.

Aku gak yakin Eni pulang ke depok , rasa bimbang dan gak yakin tercurah dalam perasaan ku ini.loh ko, ternyata dia membohongi ku , ku melihat sendalnya berada ditempat kerjanya .tanpa berpikir panjang aku ketuk pintu kantornya , dia tampak kaget memandang diriku .hubungan yang terjalin selama 4 tahun dirusak oleh dia sendiri. membina hubungan begitu lama, akhirnya dia berkhianat tertangkap basah dengan rekan kerjanya sedang berdua an dalam kantor.

Keluar kamu, dia tampak bingung memandang ku dan penuh rasa bersalah karna telah berbohong.

“Ayo, kita jalan ?
“Bergegas keluar dan meninggalkan kantor ?
“Pucat terlihat dalam raut wajahnya?

Sadar dia telah berbohong , pembicaraan selalu dialihkan .kamu kenapa bohong? Jujur ini terasa mimpi , dibohongi pasangan adalah sesuatu paling najis . Masih terasa luka oleh perilaku dia semalam , ternyata aku belum percaya 100%.

Walau pun diriku sedang libur , aku coba menyatroni tempat kost an untuk kali ke dua.rasa kepercayaan ku mulai luntur , tak kala dia tertangkap basah lagi . rekan kerjanya yang juga kenal denganku , Nampak datang ke tempat kost nya . aku gak tinggal diam, 500 menit ku mengawasi .akhirnya ku datangi kost an nya terjadi keributan , sayang tangan ku dipegang nya sehingga tak terjadi perkelahian antara hasim dan aku . merasa tertangkap basah untuk kali ke dua , dia nampak pucat terlihat diwajahnya.

Jujur dengan kejadian itu , aku benar gak bisa memaafkan dia ? rasa kepercayaan ku hilang seketika dan larut dalam kekecewaan .

Meski pun sudah hilang rasa cintaku . tetapi aku memandang dia , mungkin itu semua sesuatu ke khilaf an dan bisa diperbaiki kembali. Aku pun mencoba mengunjungi dia ke kost an nya dengan maksud main dan sekalian meminta maaf atas sikap ku yang arogan .sayang , maksud baik ku ga direspon dengan baik ,aku ditinggal sendiri di teras kost an nya.

Ku telpon ponselnya selalu di matikan ? Ku sms ga ada balasan?

Hingga akhirnya , mungkin aku harus pergi dari hati dan cintanya selamanya dan menatap esok hari yang lebih cerah. Pergi dengan perasaan galau terasa dalam hati ku . tak ada keindahan yang tercipta dunia seakan gelap menjadi gurita .

Mendengar ku tidak ada di Jakarta . dia pun mencoba menghubungi diriku
“hallo, kamu dimana ?
Maaf , aku sudah berada di luar kota sekarang?
“eh , kenapa kamu pergi ? segera balik , saya tunggu kamu di kost an sekarang.
“maaf ga bisa , aku sudah di Jawa ?
“oya , udah kalau itu mau kamu sih?

Kegagalan dalam bercinta bukan berarti kiamat , akan tetapi kegagalan adalah sebuah pengalaman dan harus dicarikan solusinya. Hari – hari yang indah kini telah hilang. Ku coba menjalani kehidupanku dengan rasa tegar walau terkadang rasa kesepian hinggap dan selalu menghantui pikiranku.

Gambaran cerita ini mungkin sedikit dari sekian banyak cerita hidup yangbisa di jadikan renungan.sehingga kita dapat belajar tentang arti sebuah cinta .karna, setiap manusia tidak ingin gagal dalam menjalin hubungan asmara.semoga kita lebih mawas diri dan menjaga hubungan jalinan kasih dengan pasangan kita.
Sekarang antara aku dan dia tidak ada kontek ?mungkin dia sekarang sudah menjalin cinta dengan yang lain dan menghasilkan Buah cinta yang menhasilkan kasih sayang