Langkah kaki itu sayup samar menjauh
melangkah hilang di pekat malam
setangkai mawarku telah pergi
penuh ter iris pedih
penuh luka sayatan hati
bergerak pelan aku menahan setiap luka
air mata mengalir mengiringi setiap detak kepedihan
raut muka menyatu dengan debu, membaur bersama gumpalan duka
tuhan, aku mencintainya
dalam setiap aliran darah
dalam setiap nada yang aku cipta
tuhan aku merindukan hatinya
dalam setiap detupan jantung
di setiap hembusan nafas
setangkai mawarku memilih pergi
dan aku masih saja memilih tuk berduka
karna aku sadar
aku sangat mencintainya.