October 2011 ~ pratamagta

Wednesday, October 5, 2011

Masa Depan Hampir Sirna Karena Wanita

 Mungkin kisah yang akan saya tulis ini tak lebih panjang dari kisah seribu satu malam dengan abunawasnya, atau tak selucu buku tatang sutarma yang selalu di sebut sebut oleh salah satu pelawak yang sedang naik daun dan pastinya kisah yang akan saya tulis ini tak akan sampai di baca berjuta juta milyar pembaca layaknya novel harry potter dan kisah sihirnya yang mampu membuat ibu2 rumah tangga bertengkar dengan anaknya hanya karena masalah sapu. Tapi saya disini mengucapkan terimakasih banyak kepada anda yang mau meluangkan waktunya untuk membaca kisah ini.
                Ini adalah kisah nyata yang saudara kita alami. Tidak begitu heboh tapi mampu membuat saya merasa ingin menuangkan dalam barisan kata. Masa depannya hampir saja berakhir hanya karena wanita. Sepintas mungkin anda sudah mengerti apa yang akan saya tuliskan.
                Raflesia Arnoldy (bukan nama sebenarnya) adalah mahasiswa semester 5 suatu perguruan tinggi swasta dan juga merupakan teman baikku meski kami berbeda universitas. Beberapa malam yang lalu dia datang menemuiku dan berkata kalao dia telah mengakhiri masa kuliahnya lebih dini. Regristrasi KRS dan administrasi untuk semester 5 ini sama sekali tak dia gubris sedikitpun. Meskipun sebenarnya uang regristrasi sudah di tangannya.
                Raungan suara kendaraan bermotor mengiringi kami menuju sebuah taman mungil di depan Rumah sakit ternama di dekat kosku. Diantara keheningan malam dia mulai menceritakan apa yang sebenarnya mengganjal dalam benaknya.
                ...................................
                Dia  mencintai wanita dan aku sebagai sahabatnya sangat paham betul siapa wanita itu. Bagaimana tidak? Setiap dia datang padaku hanya wanita itu yang selalu dia ceritakan. Sampai aku sendiri hafal apa yang dia ceritakan padaku.  Mungkin ada sedikit perananku disini karna awal tahun lalu aku yang menyuruhnya untuk mulai mengirimkan pesan singkat pada wanita itu dan semakin berjalannya waktu dia semakin memuja wanita itu tanpa tahu bagaimana sebenarnya perasaan wanita itu. Sesekali rintikan hujan tak menghalanginya untuk menceritakan kembali kisah pertemuannya yang menurutku biasa saja tapi slalu dia ceritakan dengan menggebu gebu.
                Singkat kata.. beberapa bulan yang lalu dia telah mencoba menyatakan cintanya dan di tolak. Alhamdulilah ya.. hehehe.  Kehidupan nya mulai berubah sejak saat itu.aku sebut dia gila. Memandangi malam dengan tatapan sayup. Bicara pada pohon dan sesekali aku memergokinya sedang menangis memukuli tempok dalam kamarnya.  Perubahannya sangat drastis. Tak seperti yang aku kenal dulu.
                Sebegitu besar cinta yang dia miliki sampai pada akhirnya beberapa orang menyarankannya untuk melupakan wanita itu. Tak berhasil, seperti yang sudah aku duga. Kasihan dia, terkadang wanita itu seakan akan memberikan harapan dan langsung membanting hatinya. Perih hati ini mendengar semua yang dia katakan tentang kisah cintanya tapi sebagai sesama lelaki aku hanya mampu berkata di pihak lelaki. Teeereeeeng ... tak ada solusi yang keluar dari mulutku karna setiap apa yang aku katakan pasti takpernah merubah keadaan menjadi lebih indah.
                Batinnya tersiksa.
                Ternyata dibalik kepedihan itu ada hal yang lebih pedih lagi. Ini tentang keberadaannya di dalam keluarganya. (Untuk bagian ini tak bisa aku ceritakan karena aku tak mendapat ijin dari orangnya) menyedih kan sangat memang. Libur akhir semester 4 kemarin dia sempat kabur dari rumahnya karna suatu hal. Dia menganggap tak ada satu orang pun di dunia ini yang mau mengerti dan memahami perasaannya (tiap kali dia bilang gitu aku kesindir loh, meskipun aku jarang memberikan solusi tapi kan aku sahabatnya).
                Dia keluar dari rumahnya hanya berbekal tas yang dia ambil di kamarnya begitu saja tanpa dia tahu apa isi dalam tas tersebut. Yang dia pikirkan hanyalah berada jauh dari rumah dan jauh dari siapapun. Terduduk lemas dia meraba2 isi dalam tasnya. Tak ada makanan yang ia temukan, hanya beberapa lembaran kertas kosong. Emosi dan semakin lapar. Akhirnya ia buang tas itu di tepian jalan. Berjalan tanpa arah mengikuti hati yang lelah dan tak tahu kemana akan melangkah  dalam setiap langkahnya dia selalu berkata kalau hidup ini adalah sampah.
                Dalam letih yang melanda dan semakin menggebu dia bertemu dengan seseorang yang membawanya menuju ke tempat yang tak asing untuknya. Dengan di temani secangkir  teh, dia mulai menceritakan tentang kepergiannya dari rumah. Seseorang yang bersamanya mencoba menasehati dan berbicara layaknya orang dewasa. Beliau adalah salah satu pembimbingnya di pesantren ketika dia masih smp. Singkat kata akhirnya dia di perbolehkan tinggal beberapa hari di pesantren itu. Menjalani hari untuk ibadah dan meminta petunjuk pada yang maha kuasa. Mencoba mengartikan kehidupan dengan jalan pikiran muslim sejati. Batiinnya yang menyiksa dan tak tau lagi kemana dia akan melangkah kini menemukan sedikit pencerahan. (bayangkan apa jadinya jika waktu itu bukan ustad yang dia temui melainkan preman atau pecandu?)
                Bodohnya adalah, dia selalu mengagung kan wanita tersebut. Mencintainya dengan tulus dan semakin tulus. Membuatnya merasa bahwa wanita itu sungguh sempurna untuk hidupnya. Disisi lain apa wanita itu peduli. Tak mingkin aku menerangkan secara detail disini karna saya sendiri tak tau apa yang sebenarnya wanita itu pikirkan. Andai saja dia tahu kalau lelaki di depanku ini pernah hampir mencoba bunuh diri hanya karena nya. Ah tapi tak mungkin dia akan menoleh hanya karena itu.
                Aku terus menatapnya yang masih saja menceritakan kisah cintanya. Mungkin dia tak sadar bahwa air matanya tak lagi menetes namun tlah mengalir cukup deras. Dinginnya suasana kota satria hanya menambah keruh keadaan saja. Mungkin dia juga tak menyadari bahwa sebenarnya saya juga sudah merasa seperti orang bingung yang tak tau harus bicara apa lagi.
                Di akhir ceritanya dia menerangkan padaku bahwa sebenarnya sudah ada seseorang yang melakukan regristrasi untuknya. Membayarkan uang kuliah dan mengisikan KRS untuknya. Sepontan aku terkejut, jujur aku mengira kalau wanita itu yang melakukan semua ini namun ternyata bukan. Dan tanpa basa basi aku memaksanya menemui orang yang sudah melakukan semua itu ( kalo boleh jujur, sebenarnya aku sudah sangat malu berada disini karna air matanya sempat menarik perhatian beberapa orang yang melewati kami ).
                Kami beranjak dari taman dan sampai pada kos agak megah yang bertuliskan “TERIMA KOS PUTRI” . aku hanya menunggu di luar tanpa aku tahu apa yang sedang mereka bicarakan di dalam. Yg aku tau, temenku terlihat menyodorkan uang kepada perempuan yang terlihat sebaya denganku. Ya.. itu adalah sebagai ganti uang kuliah yang selama ini dia simpan.
                Aku tersenyum dalam hati. Dalam hati kecilku aku memuji kebesaran Allah SWT yg menggambarkan kuasanya secara gamblang di depan mataku. Selalu ada jalan bagi hambanya yang beriman.
                Dia berjalan kepadaku dan berkata “ternyata benar, kehidupan adalah sampah. Sampah dan sampah. Jika sampah itu jatuh ke tangan orang yang tidak tepat maka selamanya hanya akan menjadi sampah dan terbuang tak berguna namun jika sampah itu jatuh ke tangan orangg yang tepat dan mampu memanfaatkan pemikirannya maka sampah itu suatu saat akan menjadi sesuatu yang mampu berguna bagi orang lain dan kehidupan ini memang sampah” aku hanya bisa menganggung, tersenyum lega.
Dan ke esokan harinya, hpku bergetar  ketika aku sedang menikmati secangkir teh hangat. Tersirat beberapa tulisan yang sering kita sebut sms.
“hari pertama aku kuliah semester 5 Lang”

Kalau wanita itu membaca tulisan ini aku harap dia sadar akan satu hal. Dia mungkin bisa menemukan pria seperti apa yang dia idamkan yang mungkin berseragam seperti aparat atau berbadan tinggi besar layaknya pemain basket tapi bagaimana dengan hati ?. Mungkin dia tak bisa mendengar setiap tetesan air mata yang tlah menetes karenanya. Tapi Allah SWT maha mendengar setiap rintihan hati hambanya