October 2013 ~ pratamagta

Sunday, October 27, 2013

Mencintaimu lebih

mengerti isyarat nada
berbicara tanpa bahasa
mengalun merdu seindah surya
menjelma merasuk dalam dada

terhitung ketika mata tak mampu terpejam
terhitung ketika mulai ada rasa yang menghujam

pelan kutarik nafas kehidupan
semerbak mewangi bak ujung dedaunan
tertarik hati menuju kedalaman
terjun jauh kedalam lembah perasaan

wahai jiwa penakluk hati
baca mata ini lebih teliti
esok akan ada hari
untukku mencintaimu lebih dari hari ini

Monday, October 21, 2013

23 * " 22 Oktober "

                Bagi sebagian besar orang. tanggal kelahiran atau yang pada umumnya disebut hari
ulang tahun merupakan hari tersendiri dimana akan ada moment moment yang menyenangkan setiap tahunnya dan selalu di tunggu kedatangannya. dari kejutan kecil dari teman teman sampai moment romantis yang di persiapkan sang pacar. tanggal kelahiran selalu identik dengan hal hal yang membahagiakan. tak bisa aku ingkari itu, dari kecil terlihat jelas bahwa aku selalu di manjakan di tanggal lahirku di tiap tahunnya. entah berapa moment yang sekarang dapat aku ingat namun dari koleksi foto yang tersimpan rapi di rumah aku dapat melihat dan merasakan moment bahagia itu. bergaya di belakang kue berlilin dengan senyuman yang terlihat lepas. tumpukan kado dan ornamen ornamen lucu jadi beground nya. setiap tahunnya pasti aku tunggu tanggal kelahiranku karna di tanggal itu aku selalu mendapatkan barang barang baru. mainan baru, baju baru dan lain sebagainya. di hari itu juga aku dapat menyaksikan kebahagiaan dari kedua orang tuaku. sangat terasa mereka sangat menyayangiku.  wajar juga sih karna kalo di tarik garis logika juga sangat jarang ada orang tua yang mendapatkan anugrah anak lelaki setampan ini.

      Ketika aku beranjak dewasa, semakin tampan dan sudah tak lucu lagi, aku masih saja menanti moment moment tanggal 22 oktober sampai pada akhirnya 22 oktober 4 tahun yang lalu aku mulai membenci tanggal itu. sesuatu menampar telak kehidupanku. tahun 2009 adalah tahun pertamaku di perguruan tinggi yang seharusnya menjadikan moment itu lebih terlihat dewasa namun Tuhan berkehendak lain. semua ini berawal bertahun tahun yang lalu ketika aku menemukan sebuah pohon. aku mulai merawatnya dengan sangat hati hati. ku jaga pohonku. air minum satu botol pelepas dahaga seharian aku siramkan ke pohon kesayanganku itu. ketika itu aku hanya memikirkan pohon yang mulai tumbuh itu. semakin hari semakin menghijau dedaunannya dan mulai tampak rindang. aku yakin pohon ini sangat kokoh dan akan menemaniku di setiap keadaanku. menjadi peneduh ketika aku lelah dengan kepenatan hidup. menjadi penenang dengan kesejukannya. aku sangat menyayangi pohon itu. semuanya aku serahkan untuk menjadikannya pohon yang kokoh. setelah aku menyelesaikan pendidikan di Salah satu SMK Swasta ternama di kota satria ini, aku memutuskan untuk melanjutkan Pendidikanku tetap di kota ini. komitmen yang semakin kuat menjadikanku yakin pohonku takkan tumbang tergoda hembusan angin.

     Tepat 22 oktober 4 tahun yang lalu. ketika pohonku sudah berdaun lebat dan menjulang kokoh, seseorang mengambilnya dengan kata katanya. Memagari batang, ranting dan setiap lembar dedaunannya untuknya. setiap kata kata yang keluar dari mulutnya masih terekam jelas di benakku. karena aku hanya pemuda lemah bersenjatakan penggaris 30cm hasil ngutang di koprasi sekolah sedangkan dia pemuda bergergaji besi yang memiliki segalanya. sehingga aku hanya bisa diam mencoba untuk menerima kenyataan.
pohonku sudah berdaun lebat dan sangat rindang. pemuda itu sangat menikmatinya dan aku tak selangkah pun dapat mendekatinya. bahkan melihatnya saja sudah tak mampu. aku dengar cerita dari orang, sudah lebih dari 1th ini pohon itu telah berbuah dan aku menahan perih mendengarnya.

         Sekarang 22 oktober bukan lagi hari yang aku tunggu. bukan lagi hari yang membanggakan untukku. aku pernah berjanji pada diriku bahwa rasa sakit hati dan semua dendam ini akan aku bawa sampai mati. apapun alasannya. seketika aku roboh dalam kenyataan yang sangat memilukan. hari hari yang sudah tak beraturan.

       Aku tumbuh penuh dendam pada jenis pohon itu. beberapa tahun berjalan aku sama sekali tak mau mengenal tanaman apapun itu. aku acuhkan semuanya dan hilang dari pandanganku. mereka tak nampak bagiku dan aku sama sekali tak menghargai perasaan mereka. Sampai pada akhirnya 22 oktober 2th yang lalu tuhan menitipkan setangkai mawar padaku. aku genggam erat mawar itu meski durinya menusuk tanganku membuat aliran darah menetes ke tanah. aku berlari menggenggam tangkai mawar itu. ku serukan pada dunia bahwa aku akan menanam dan menjaganya. ku tanam mawarku. semakin mekar dan tumbuh semakin indah. aku sadar meski mawarku tak serimbun dedaunan pohon itu tapi keindahannya akan menenangkanku. ketika badai debu menerpa, seketika aku menutup setiap tangkainya. menutupi dari panggal batang sampai ujung daunnya. tak peduli durinya mulai perih menusuk karna aku takkan membiarkan debu mengotori nya. 

      Kini 2 tahun sudah aku selalu berada di samping mawar ini, menjaga mawar ini. aku tak peduli dengan pekarangan tetangga yang memiliki beraneka ragam bunga berwarna nan indah. bagiku satu mawar saja sudah cukup. aku tak tahu apa akan ada tahun ke tiga untuk ku menjaga mawar ini karna aku harus meninggalkan pekarangan rumahku. pergi untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tanah orang. dalam diam aku berdoa pada tuhan. jika aku mendapatkan kesempatan untuk tetap menjaga mawar ini maka dalam setiap langkahku aku berjanji akan tetap menjaganya dan takkan ku biarkan layu meski hanya sedetik saja.


Friday, October 18, 2013

VSAT ku harus berdiri

tersirat rasa iringi nada
langit sore masih menangis
berdiri kokoh tanpa tawa
lantang bersuara tanpa teriris

tetesan air membasahi bumi
meluluhkan setiap sendi
mengalir hingga ke ujung kaki

di atap gedung aku berdiri
menantang badai melawan waktu
menatap jauh langit tertinggi

berjanji dalam hati
tak beranjak aku dari sini
sampai tuntas semua kondisi

memaksa diri memaksa hati
sederas apapun air membanjiri
Vsat ku harus berdiri kokoh hari ini