February 2010 ~ pratamagta

Friday, February 19, 2010

Jangan Salahkan Cinta

Pernah berada dalam keputus asaan yang mendalam? Berpikir tentang sesuatu yang menurut orang lain itu adalah tindakan yang gila.
Em,,,, sebentar,,, sepertinya ada yang kurang tepat dari kalimat tersebut, coba saya ulangi lagi.
Pernah berada dalam keputus asaan yang mendalam?yang membuat kamu berpikir mati lebih indah dari hidup yang penuh lara ini? Membuat kamu berpikir kalau dunia ini gak adil buat kamu? Pernah kamu merasakan dalamnya patah hati atau impian kamu sama sekali tidak sesuai dengan keadaan?
Jika dipahami secara sekilas saja mungkin kalimat tersebut terdengar seperti kalimat untuk mempromosikan suatu produk kesehatan atau sejenis obat penenang jiwa tapi lain halnya. Bukan kisah nyata tapi tiba – tiba saja terlintas di pikiranku. Sudah lebih dari setengah bulan ini pikiranku kacau dan mungkin kalau di paksakan bisa rusak ni otak ku. Maka hari ini jumat 19 februari 2010 aku memutuskan untuk mengistirahatkan otakku dan sejenak berbaring karna kebetulan hari ini tidak ada kuliah. ( sebelum masuk ke cerita aku curhat bentar kalian gak keberatan kan?) dah semalaman aku sama sekali tidak bisa memejamkan mata ku namun ketika fajar mulai mengintip entah kenapa aku tertidur lelap, hahaha namun harus terbangun lagi tuk menyambut sang mentari yang sudah berada menjulang tinggi. Masih agak rindu dengan suasana bermalas malasan namun aku segera sadar, menyadari kan hari yang harus aku buat indah dengan caraku. Ku sandarkan kepalaku pada salah satu dinding kamar. Jeni Jeni dan Jeni, kenapa aku selalu memikirkan itu (ekheeem,,, jangan salah paham ea, Jeni tu bukan nama cewek) Jeni merupakan Ujian online Pemrograman bahasa java (setahu aku c gitu). Aku pejamkan mata dan mencoba sejenak tuk tidak memikirkannya namun semakin aku mencoba melepaskan otak ku dari Jeni semakin cepat otak ku memproses kalimat yang terus terngiang di benakku “AYO BELAJAR JENI” huft belum lagi aku ingat pesan ayahku yang kurang lebih begini bunyinya “BELAJAR UNTUK ORANG MALAS ADALAH NANTI, BELAJAR UNTUK ORANG CERDAS ADALAH SEKARANG” HUUUUWAAAAAAAAA bagaimana ini….
Kubuka kembali mataku dan pemandangan yang seharusnya ada di depanku sudah lenyap. Harusnya kan di sini ada teman sekamarku. Kemana hilangnya anak itu? Samar kudengar suara yang bersumber dari luar kamar ku. Hari iini terlihat lebih berbeda dari biasanya. Biasanya jam segini kosku penuh dengan hiruk pikuk kesibukan kami yang mengejar waktu tuk berangkat kuliah namun hari ni terlihat lebih santai. Huumm,,, selang beberapa menit aku akhirnya menyadari kalau hari ini tidak ada kuliah. Huft bisa sedikit lega…
Kulangkahkan kakiku meninggalkan kamarku dan mencoba menyegarkan tubuhku dengan beberapa peralatan madi. Ritual mandi itu berlangsung tak lama karna air masih terasa dingin tuk kulit lembutku (jangan protes!! Gak apa kan sekali kali memuji diri sendiri?). aku terlihat lebih tampan sekarang. Hum,,, segarnya…. Kudekatkan tubuhku pada laptop yang selalu menemaniku 24 jam. Bener bener teman setia deh pokoknya. Mulai ku otak atik beberapa skrip java… eror…coba again,,, eror… coba agai… eror.. coba again … eror…. Huft kemana ni perginya otak cerdas aku?? Rasanya pengen banget marah marah. Diam sejenak aku mendengar tawa lepas dari teman kosku yang berada di ruang tamu. Memang agak samar aku dengar namun telingaku masih mampu menangkap tawanya. Aku berpikir sejenak.. harusnya hari ni aku juga bisa seperti dia.. tanpa pikir panjang aku tutup aplikasi command prompt dan aku putar beberapa lagu yang ada di laptopku. Beberapa detik kemudian kamarku dipenuhi bebrapa alunan syair lagu yang semakin keras. Tanpa pikir panjang aku buka ms.word 2010.
Lembar kosong nampak di depan mataku. Kucoba putar otakku dan aku tak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan sebuah inspirasi untuk menulis.
(dah ea curhatnya, thanks dah mau dengerin. Yuk langsung ke ceritanya)
Pernah berada dalam keputus asaan yang mendalam?yang membuat kamu berpikir mati lebih indah dari hidup yang penuh lara ini? Membuat kamu berpikir kalau dunia ini gak adil buat kamu? Pernah kamu merasakan dalamnya patah hati atau impian kamu sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan?
Namaku Pradipta Gilang Pratama (bukan nama yang sebenarnya loh, jadi maaf ajha kalo nama kamu ada yang sama). Semua orang yang kenal denganku sudah terbiasa memanggilku dengan Gilang. Aku sekarang masih mengenyam pendidikan di bangku sma. Tentunya sma tempat aku belajar ini adalah salah satu sma terpandang di Pekalongan.
Teeeeeeeeeeteeeeeeeeteeeeeeeeettttt….
“eh lang, pulange nang mataram sek yuk?” Safitri trie utami, aku biasa memanggilnya umi.
“la mange mau ngapain, gak lah aku dah janji mau bentuin ibu di rumah”
“um.. hospotan wae nang mataram, tapi yawudah deh kalo kamu gak mau Lang”
“hehe.. maaf ea Umi” kalimatku mengiringi langkahku meninggalkan dia dan menelusuri koridor sekolahku yang berujung pada tempat parkir. Mungkin memang lebih mengasyikkan kalau aku pergi kemataram dulu tapi kan aku harus segera pulang ke rumah. Ah sudahlah tidak perlu dipikirkan toh dimana mana orang tua tu lebih penting dari pada sekedar bermain dengan teman.
Ku ambil sepeda motorku dan langsung ku terjang ramainya jalanan. Dalam perjalanan aku sempat berpikir kalo pekalongan tak pernah berubah. Selalu ramai dengan kendaraan roda dua dan sepeda. Apalagi kalau jam jam pulang sekolah seperti ini. Aku terus melaju ke arah laut karna perumahan tempat aku tinggal sangat dekat dengan laut dan tidak menutup kemungkinan aku sering bermain di laut tuk sekedar melepaskan penat tapi bukan untuk hari ini.
Perjalanan yang tak memerlukan waktu lama itu telah membawaku ke istana dimana aku mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari orangtua aku untuk menjadi manusia dewasa yang lebih baik dari hari kemarin. Selesai memarkirkan motor aku langsung lari masuk kerumahku dan tentunya dengan mengucapkan salam terlebih dahulu. Kudapati ibuku masih sibuk dengan aktifitasnya di dapur yang letaknya agak dekat dengan kamarku. Sebelum masuk kamar aku segera menghampiri ibuku.
“masak apa bu, sibuk banget” tanyaku sambil mencium punggung tangan ibuku
“iki loo, masak wat nanti kamu maem siang”
“eeeeeuummmm,,, sedep banget bau masakane bu,,,,”
“udah sana kamu ganti baju dulu” pinta ibuku sambil membalikkan badan dan meneruskan aktifitasnya .
“Ciiip Bos… hehehe” aku meninggalkan ibuku dan bergerak dengan cepat menuju kamar.

Belum selesai ibuku menyajikan masakannya, aku sudah duduk manis di meja makan. Laper banget rasanya ni perut pengen cepet cepet menerjang ,melahap dan menghabiskan masakan ibuku.
“hust,,, jangan dimakan dulu” suara ibuku mengagetkan tangan ku yang sudah dalam posisi siap mengambil potongan ayam yang terlihat seperti dilumuri kecap. Baunya seeeeedaaaap…
“loh mang kenapa bu?” tanyaku sambil mengerutkan dahi
“nunggu bapak karo adekmu, bentar lagi mereka juga pulang” Penjelasan dari ibuku sudah cukup membuat cacing di peruku ini melakukan demonstrasi besar – besaran untuk menolak kebijaksanaan dari ibu.
Benar kata ibuku. Belum lama cacingku melakukan demonstrasi, Ayah dan adikku pulang juga. Alhamdullilah…. Heheheh aku tersenyum manis dalam hati.
Sekarang kami berempat sudah duduk melingkari beberpa piring dan mangkuk yang berisi penuh masakan ibuku. Aku membayang kan apa yang terjadi pada mangkuk dan piring itu 10 menit yang akan datang, hahahaha bayangin sendiri lakh,,,,
Eh,,,, bersambung dulu ea….
Dah masuk waktu shalat jumat nui n nanti habis shalat jumat aku harus ke kos temen ku wat belajar java. Oke?
Okelah….
Lain kali pasti aku sambung agy ceritanya… tadi tu baru pembukaannya aja kok… tunggu lanjutannyaa ea…